Penjelasan
tentang zat plasma
Di
sekolah kita diajari bahwa fase zat ada tiga yakni padat, cair, dan gas.
Apabila zat dengan fase PADAT dipanaskan maka temperaturnya akan naik, dan
kemudian akan berubah menjadi fase CAIR, dan apabila terus dipanaskan maka zat
cair tersebut akan berubah lagi menjadi fase menjadi GAS. Pertanyaannya apabila
zat dengan fase gas ini dipanaskan terus-menerus apa yang akan terjadi?
Ternyata zat tersebut akan berubah menjadi fase PLASMA.
Rahasianya
terletak pada kenyataan bahwa mengapa jika kita memberikan panas pada zat
(misalnya fase PADAT seperti es), ada suatu kondisi dimana panas tersebut
tidak lagi digunakan untuk menaikkan temperatur/suhunya lagi, melainkan akan
digunakan untuk mengubah fase zat padat menjadi CAIR. Demikian seterusnya
setelah suhu air terus naik, akan ada kondisi panas yang kita berikan akan
digunakan untuk kembali mengubah fase zat dari CAIR menjadi GAS? Hal yang sama
juga akan terjadi jika GAS terus dipanaskan terus-menerus, maka akan berubah
fase menjadi PLASMA.
Plasma adalah gas yang terionisasi, artinya gas tersebut
sudah kehilangan elektron2nya. Kita tahu bahwa sebuah
unsur terdiri atas elektron dan nukleus (yang terdiri atas proton dan neutron).
Dalam zat padat, atom2 terikat satu sama lain membentuk molekul, yang masing2
terikat dalam suatu ikatan kimia yang kuat. Pada zat cair, molekul2 terikat
dalam ikatan kimia lemah, dan dalam gas, molekul2 terpisah satu sama lain tanpa
adanya ikatan kimia.
Nah dalam
plasma, unsur2 tersebut tidak lagi bersatu membentuk molekul, dan unsur2
tersebut kehilangan elektron2nya. Jadi dalam
plasma, yang ada adalah sebuah “sup” yang terdiri atas nukleus dan elektron.
Karena plasma
memiliki banyak elektron bebas, maka plasma dapat menjadi konduktor yang baik
sekali. Contoh plasma adalah lampu neon atau display komputer.
APAKAH API
ADALAH PLASMA? api itu perubahan dari gas ke plasma… karena klo plasma adalah
gas yang terionisasi dengan sempurna tetapi api masih terionisasi sebagian…
MENGENAL PLASMA LEBIH JAUH
Plasma
sifatnya berbeda menurut komposisi partikel-partikel bermuatannya, sehingga
plasma seringkali dipandang sebagai fase ke empat dari zat. Fase zat
klasik yang sudah kita kenal adalah fase gas, cair, dan padat. Jadi, yang
keempat adalah fase plasma.
Plasma dapat
terjadi secara alamiah, terutama dalam ruang angkasa. Zat-zat yang terdapat di
perut bintang (matahari) dan ruang antarbintang, selalu dalam keadaan fase
plasma. Lapisan-lapisan bagian dari angkasa planet juga sering berujud plasma.
Sebagai contoh, ionosfer juga merupakan lapisan plasma di angkasa bumi kita.
Ionosfer biasanya dibagi menjadi dua lapisan.
Lapisan bawah
disebut lapisan E (terkadang juga dikenal sebagai lapisan Kennelly-Heaviside)
yang terbentang antara 80 sampai 113 kilometer di atas permukaan Bumi. Lapisan
ini memantulkan gelombang radio frekuensi rendah. Lapisan yang lebih tinggi
disebut lapisan F (sering pula disebut lapisan Appleton), memantulkan gelombang
radio frekuensi tinggi. Lapisan ini masih dibagi lagi menjadi lapisan F1,
terbentang 180 km di atas Bumi, dan lapisan F2 yang dimulai di ketinggian 300
km di atas permukaan bumi. Lapisan F berkembang pada malam hari. Itulah
sebabnya, pada malam hari gelombang radio lebih kuat dipantulkan daripada waktu
siang. Lapisan teratas termosfer juga digolongkan ke dalam plasma. Lapisan ini
diperkirakan terbentang antara 85 sampai 1.000 km. Lapisan ini juga dikenal
sebagai lapisan ionosfer batas-batas ionosfer bervariasi sesuai dengan
aktivitas matahari.
Lapisan
terbawah termosfer yang diperkirakan terbentang antara 130 sampai 180 km,
sangat sulit untuk dieksplorasi. Satelit tidak bisa mengorbit di wilayah ini,
karena akan terjatuh dengan cepat dan terbakar akibat gesekan dengan atmosfer.
Balon tidak dapat mencapai ketinggian ini, bahkan roket harus bergerak dengan
kecepatan tinggi untuk dapat melewati lapisan ini.
Plasma alam
yang lainnya adalah apa yang dinamakan dengan sabuk Van Allen yang
melingkari bumi dan badai matahari (solar storm) yang terus menyebar
keluar dari matahari memasuki daerah sistem matahari. Cahaya kilat
merupakan salah satu dari sekian contoh plasma alam yang sering kita lihat
ketika musim penghujan.
Plasma dapat
juga dibuat oleh manusia, terutama di dalam laboratorium fisika plasma, seperti
Lawrence Livermore Laboratory dan Tokamark Laboratory (milik Rusia). Yang
paling penting dari laboratorium tersebut adalah bagaimana cara mengurung
plasma untuk menghasilkan tenaga listrik berdasarkan reaksi fusi nuklir
(penggabungan inti-inti atom) yang terkawal, walaupun sampai sekarang belum
berhasil 100%. Namun, plasma buatan manusia dapat digunakan untuk keperluan
sehari-ahri. Gas-gas yang ’’diionkan’’ sering digunakan dalam lampu
flouresensi, lampu merkuri, neon, dan sejumlah tabung hampa merupakan suatu
plasma.
Sejarah Penemuan Fisika plasma dikembangkan berdasarkan pengkajian pelepas muatan dalam gas, suatu bidang yang berkembang dengan pesatnya pada akhir abad ke-20. Pada tahun 1920, fisikawan Amerika Serikat Irving Langmuir menemukan sains fisika plasma modern dan yang permulaan sekali menggunakan istilah ’’plasma’’ untuk menyebut gas-gas yang terionisasi.
Sejarah Penemuan Fisika plasma dikembangkan berdasarkan pengkajian pelepas muatan dalam gas, suatu bidang yang berkembang dengan pesatnya pada akhir abad ke-20. Pada tahun 1920, fisikawan Amerika Serikat Irving Langmuir menemukan sains fisika plasma modern dan yang permulaan sekali menggunakan istilah ’’plasma’’ untuk menyebut gas-gas yang terionisasi.
Pada 1939,
fisikawan dari Universitas Cambridge Edward V Appleton menemukan ionosfer yang
membuktikan gelombang elektromagnetik di dalam plasma. Fisikawan Swedia Hannes
Alven yang merintis bidang fisika plasma menulis artikel di majalah Science
berjudul ’’For a Riview on Electrodynamic Cosmology’’ yang menyebabkan ia
mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1970, untuk karyanya tentang
sifat-sifat dasar plasma.
Usaha yang
intensif pemakaian tenaga nuklir untuk fisika plasma dimulai sekitar tahun
1950-an, pada saat penelitian reaksi-reaksi termonuklir yang terkawal, yang
dimulai hampir serentak di AS, Inggris, Rusia, dan Jerman.
Plasma Alami Kilat atau petir merupakan salah satu contoh yang tepat mengenai kejadian di alam yang ada kaitannya dengan plasma. Kilat ialah pelepasan muatan listrik yang sangat kuat antarawan-awan yang bermuatan listrik atau antarawan bermuatan dengan bumi. Suatu kilat petir akan memanaskan lintasannya dan meninggalkan daerah yang dilaluinya terionisasi dan terjadilah plasma.
Plasma Alami Kilat atau petir merupakan salah satu contoh yang tepat mengenai kejadian di alam yang ada kaitannya dengan plasma. Kilat ialah pelepasan muatan listrik yang sangat kuat antarawan-awan yang bermuatan listrik atau antarawan bermuatan dengan bumi. Suatu kilat petir akan memanaskan lintasannya dan meninggalkan daerah yang dilaluinya terionisasi dan terjadilah plasma.
Satu satu
contoh lagi, aurora borialis (cahaya kutup utara). Aurora akan terjadi bila
elektron-elektron kuat di bagian bawah dan ke lapisan atmosfer yang lebih
padat, kemudian menghasilkan pelepasan muatan listrik serta menimbulkan cahaya.
Gas yang diionkan dalam pelepasan muatan aurora itu merupakan plasma.
Bagian
sebelah dalam dan atmosfer matahari (bintang), dari plasma yang terbentuk
sebagai hasil suhu yang sangat tinggi yang dibangkitkan di perut bintang atau
matahari. Atmosfer sebelah luar matahari, korona matahari, berupa plasma tipis
yang mempunyai kerapatan elektron sekitar 1013 elektron/m3 pada suhu 1.000.000
Kelvin. Zat yang datang dari korona akan mengalir keluar secara kontinyu
melewati planet-planet. Arus zat tersebut yang dinamakan badai matahari (solar
storm), akan berinteraksi dengan daerah sebelah luar atmosfer bumi dan
medan-medan magnetnya. Juga arus badai matahari akan menyebabkan ekor komet
berarah menjauhi matahari.
Beberapa
perilaku bintang meledak (supernova) dan bintang-bintang neutron atau black
hole (lubang hitam), neutron dapat diinterpretasikan medan elektromagnet dengan
plasma. Sebagai contoh ialah pulsa radiasi yang teratur dikeluarkan oleh sumber
pulsar, yang pada umumnya dipandang sebagai neutron.
Ruang antar
bintang (interstellar cloud) ini juga diisi dengan bagian-bagian gas yang terionisasi
yang dapat digambarkan sebagai plasma., Ia mempunyai rapat elektron sekitar 106
elektron/m3 dan suhunya berkisar antara 10 ñ 100 Kelvin. Kenyataan umumnya,
alam semesta ini berada dalam keadaan fase plasma banyak dikembangkan dan
diteliti para ahli astrofisika.
Gelombang Gelombang elektromagnet dapat dikatakan merambat dalam plasma, jika frekuensi gelombang itu lebih tinggi ketimbang frekuensi batas yang disebut frekuensi plasma (fp). Sebaliknya, gelombang elektromagnet akan dipantulkan oleh plasma jika frekuensi plasma (fg) lebih tinggi ketimbang frekuensi gelombang itu.
Gelombang Gelombang elektromagnet dapat dikatakan merambat dalam plasma, jika frekuensi gelombang itu lebih tinggi ketimbang frekuensi batas yang disebut frekuensi plasma (fp). Sebaliknya, gelombang elektromagnet akan dipantulkan oleh plasma jika frekuensi plasma (fg) lebih tinggi ketimbang frekuensi gelombang itu.
Syarat untuk
rambatan dapat dituliskan sebagai (fg fp) dan syarat untuk pantulan (fg>fp),
bergantung pada kerapatan elektron di dalam plasma. Semakin tinggi rapat
elektron, semakin tinggi pula frekuensi plasmanya. Ini penting untuk komunikasi
radio gelombang mikro ( 5 ñ 40 MHz), termasuk beberapa frekuensi plasma
ionosfer selama siang hari lebih tinggi ketimbang malam hari. Akibatnya,
frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi (panjang gelombang lebih pendek) akan
dipantulkan oleh ionosfer selama siang hari dan berarti dapat digunakan untuk
komunikasi radio siang.
Satu-satunya
cara yang dapat ditempuh para fisikawan untuk dapat menghasilkan plasma di
dalam alam atau laboratorium ialah dengan pemanasan tinggi gas biasa yang
dilakukan secara intensif. Setelah pemanasan tinggi gas dimulai, maka tenaga
molekul-molekul untuk melakukan tumbukan menjadi besar, sehingga dapat
memecahkan molekul menjadi atom-atom. Dengan menaikkan suhu lebih lanjut,
tumbukan antaratom-atom akan menghasilkan banyak elektron dan ion-ion. Dan,
pada suhu tertentu di mana jumlah ion-ion dan elektron-elektron menjadi lebih
besar lagi, terbentuklah plasma, Kenaikan suhu selanjutnya akan menghasilkan
ionisasi yang paling sempurna.
Tenaga paling
banyak yang diperlukan untuk mengionkan molekul dan atom sekitar 10 elektron
volt yang ada hubungannya dengan suhu sekitar 100.000 Kelvin. Suhu plasma
seringkali dinyatakan dalam elektron volt (eV), di mana 1 eV sama dengan 11.600
Kelvin. Di dalam laboratorium, metode yang paling umum untuk dapat menghasilkan
plasma ialah dengan melewatkan elektron-elektron bertenaga tinggi melalui suatu
gas. Elektron-elektron ini mengionakan atom-atom netral gas tersebut, yang akan
menghasilkan plasma. Elektron-elektron bertenaga tinggi juga menghasilkan suhu
yang teramat tinggi. Oleh sebab itu dapat mempertahankan konsentrasi tinggi
ion-ion dan elektron-elektron membentuk plasma tersebut. Plasma laboratorium
mempunyai rapat elektron dari 1016 sampai 1024 elektron/m3 dan suhunya berkisar
100.000 – 10.000.000 K.
Kebanyakan
riset fisika plasma sekarang ini merupakan bagian dari upaya manusia untuk
mendapatkan energi besar dari penggabungan inti atom atau fusi isotop-isotop
berat hidrogen. Reaksi fusi ini memerlukan pembatasan plasma pada suhu paling
sedikit 10.000.000 K. Teknik pembatasan plasma pada umumnya harus menggunakan
medan magnet yang bekerja sebagai wadah atau botol magnetis. Akan tetapi,
penggunaan medan magnet akan membuat plasma menjadi lebih sukar untuk
dianalisis dan dikawal.
Ilmu fisika
konvensional membagi zat menjadi tiga, padat, cair, dan gas. Kemudian muncul
pertanyaan, “Tergolong zat apakah api?” Sejak itu zat di dunia bertambah satu,
yaitu plasma, contohnya api. Di sini, ciri utama plasma adalah mengandung
panas. Namun, kita juga mengenal kata plasma dengan makna-makna lain yang
berbeda-beda.
Kata plasma
dalam ilmu hayat atau biologi mengacu kepada bagian darah yang berbentuk cair,
atau sel yang mengandung zat-zat pendukung kehidupan (protoplasma). Zat plasma
ini bukanlah plasma seperti pada kata plasma darah, kata yang paling umum
digunakan berkaitan dengan plasma dalam bidang Biologi. Berbeda dengan air,
plasma lebih merupakan koloid, benda cair yang mengandung partikel zat padat di
dalamnya. Contoh koloid yang paling sering disebut adalah susu, dan salah satu
ciri utama koloid adalah bahwa ia tembus cahaya. Maka, untuk mudahnya, plasma
dapat dibayangkan, antara lain, sebagai zat cair kental yang tembus cahaya.
Akan tetapi,
orang modern sekarang yang tinggal di kota kosmopolitan terutama mengenal
plasma. Contohnya, sebagai salah satu produk teknologi televisi terbaru
berlayar lebar, TV Plasma. Televisi berlayar plasma merupakan hasil
pengembangan teknologi terbaru setelah LCD (liquid crystal display). Televisi
berlayar LCD memiliki kelemahan, yakni tidak menghasilkan gambar cukup tajam
untuk ukuran layar yang terlalu luas (di atas bentangan diagonal 29 inci). Maka
orang beralih ke layar plasma, Teknologi yang memanfaatkan energi panas listrik
untuk membentuk citra pada layar yang terdiri atas elektron dan proton dalam
wujud gas.
Dengan
demikian, plasma dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) berarti zat yang bisa
berwujud cair atau gas dan memiliki sifat transparan terbatas. Disebut
transparan terbatas sebab sifat transparan plasma tidak sebening kaca,
melainkan cuma menyerupai transparansi pada kaca buram (kaca es). Objek di
balik plasma tidak tampak jelas, tetapi hanya “setengah jelas”.
Jika
diusahakan diterjemahkan menjadi kata Indonesia, plasmacluster sama dengan
gugusan plasma atau gugusplasma.
Namun lebih
dominant dalam Fisika, Plasma di defenisikan sebagai zat keempat di samping zat
klasik: padat, cair, dan gas. Plasma zat keempat ini ditemukan pada tahun 1928
oleh ilmuwan Amerika, Irving Langmuir (1881-1957) dalam eksperimennya melalui
lampu tungsten filament. Ia mengatakan Plasma adalah gas terionisasi yang
merupakan keadaan benda-benda fase berenergi yang disebut sebagai “ keadaan
benda ke empat “. Dimana beberapa elektron di orbit atom terluar telah terpisah
dari atom atau molekul. Hasilnya adalah sebuah daerah yang penuh dengan ion dan
elektron yang tidak terikat satu sama lain (group partikel yang lepas ).
Dalam zat
klasik muatan positif dari tiap inti atom sama dengan jumlah semua elektron
yang mengorbit disekelilingnya. Dengan demikian, muatan listrik pada tiap-tiap
atom adalah nol atau netral. Hal ini juga terjadi pada plasma, meskipun pada
plasma terdapat elektron dan ion yang menghantarkan listrik, namun plasma
secara makro bermuatan netral. Artinya bila di ukur, plasma memiliki jumlah
elektron dan ion yang sama. Selain itu partikel bermuatan yang dipengaruhi oleh
gaya magnet dan medan listrik terdapat pada plasma. Dimana, plasma dipengaruhi
oleh gaya magnet dan gaya listrik secara kuat dan sebaliknya partikel plasma
mempengaruhi distribusi medan magnet dan medan listrik. Gerakan partikel dalam
plasma akan membangkitkan medan listrik dan arus listrik pada plasma itu
sendiri. Hal ini yang menyebabkan plasma menjadi unik dan menarik untuk
dipelajari, dan disebut juga zat yang komplek.
Plasma ini
sangat mudah dibuat, caranya dengan pemanfaatan tegangan listrik. Contoh,
hadapkan dua electrode di udara bebas. Seperti kita ketahui udara adalah
isolator, materi yang tidak menghantarkan listrik. Namun, apabila pada dua
electrode yang diberikan tegangan listrik yang cukup tinggi (10 kV<), sifat
konduktor akan muncul pada udara tersebut, yang bersamaan dengan itu pula arus
listrik mulai mengalir (electrical discharge), fenomena ini disebut eletrical
breakdown.
Mengalirnya
arus listrik menunjukkan akan adanya ionisasi yang mengakibatkan terbentuknya
ion positif serta elektron pada udara di antara dua elektrode tadi. Semakin
besar tegangan listrik yang diberikan pada elektrode, semakin banyak jumlah ion
positif dan elektron yang terbentuk. Aksi-reaksi yang terjadi antara ion
positif dan elektron dalam jumlah banyak ini menimbulkan kondisi udara di
antara dua electrode ini netral, inilah plasma. Singkatnya kata plasma adalah
kumpulan dari electron bebas, ion dan atom bebas.
9 Oktober 2017 pukul 06.57
Makasih penjelasannya, boleh ijin ngutip penjelasan sedikit ya. saya sertakan sumbernya...